Tedi Ixdiana, Si Pembuat Jembatan Gantung yang Patut Jadi Pahlawan

id Berita hari ini, berita riau antara, berita riau terkini, tedi jembatan

Tedi Ixdiana, Si Pembuat Jembatan Gantung yang Patut Jadi Pahlawan

Tedi Ixdiana sang penggagas --dengan target 1.000 jembatan gantung-- antusias melanjutkan pembangunan sarana sebagai akses untuk para pejalan kaki dari suatu desa menuju desa lainnya, kendati dia lakukan secara bertahap bersama komunitas Vertival Rescue Indonesia (VRI) di Jawa Barat. Salah satu contoh jembatan gantung yang sudah beroperasional di Banten. (foto: dokumen Muhammad Alvi/Frislidia.)

Pekanbaru (ANTARA) - Pada November ini, ada satu hari yang begitu berarti bagi bangsa Indonesia karena tidak terlepas dari historis bagaimana bangsa ini bebas dari belenggu penjajahan, dan kini seluruh rakyat memperingati setiap 10 November adalah sebagai "Hari Pahlawan".

Memaknai Hari Pahlawan itu, tersirat bahwa dulu pahlawan bangsa ini berjuang hanya bermodalkan bambu runcing namun tidak menyurutkan semangat mereka melawan kolonial Belanda yang justru memiliki senjata canggih tetapi semangat sudah berkobar, dan rela mengorbankan tenaga, harta bahkan hingga nyawa demi mempertahankan NKRI.

NKRI adalah harga mati, bersamaan dengan itu sosok Pahlawan bangsa tidak akan pernah pudar dalam ingatan setiap generasi bangsa ini, dan hanya satu cara menghargai jasa-jasa mereka yakni terus berprestasi melalui tenaga dan pikiran untuk memajukan bangsa ini.

Seperti yang dilakukan Tedi Ixdiana, adalah salah satu sosok yang patut disebut sebagai pahlawan di era kini, karena baru saja menyelesaikan sebanyak 24 unit jembatan periode Januari-Oktober 2019. Sebanyak 24 unit jembatan yang dibangun itu bagian dari 85 unit yang terbangun sejak tahun 2015, tersebar di Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat.

Selain itu jembatan yang sama juga sudah dibangun di Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, dan juga di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat, sedangkan pengerjaan fisik proyek ini dibantu oleh sejumlah relawan yang tergabung dalam komunitas Vertival Rescue Indonesia (VRI) di Jawa Barat.

"Keberadaan komunitas ini bertujuan untuk membantu penyelamatan korban bencana di medan terjal yang mendorong dirinya membentuk komunitas ini setelah melihat banyak bencana alam di Indonesia yang berhubungan dengan perbukitan yang curam," katanya.

Komunitas VRI yang diketuai oleh Tedi Ixdiana, itu pula yang kemudian menggerakkan program "Ekspedisi 1.000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia", yang bertujuan membangun jembatan di daerah-daerah terpencil sebagai akses mendukung kelancaran masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari seperti bersekolah, bekerja, berbelanja dan sebagainya yang sebelum adanya jembatan mereka harus menempuh daerah tujuan dengan jalan memutar dan jaraknya cukup jauh.

Tedi pun berharap kedepannya akan semakin banyak lagi masyarakat yang ikut serta bergabung dalam ekspedisi ini karena menurut pria kelahiran 22 September 1971 itu, masih banyak wilayah di Indonesia yang membutuhkan jembatan perintis untuk menghubungkan antar kampung hingga antar kabupaten.

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Jembatan merupakan suatu penghubung dari suatu tempat ke tempat yang lain yang terpisahkan oleh sungai maupun jurang atau yang lainnya.

"Keberadaan jembatan gantung ini, sekaligus membuka keterisolasian sejumlah daerah terpencil yang justru membutuhkan pemerataan pembangunan secara adil itu," katanya.

Struktur bangun jembatan

Sementara itu, ada yang menariknya dari jembatan yang dibangun oleh Tedi dan kawan-kawannya yang tergabung dalam VRI ini, karena tidak menggunakan beton. Pengerjaan fisik proyek jembatan gantung itu pun hanya selama 1-5 hari. Meskipun demikian, kekuatan dan keamanan jembatan cukup kokoh dan menjamin keselamatan penggunannya ketika melintasi jembatan itu.

Struktur bangunan jembatan ini terlihat sama seperti jembatan gantung pada umumnya. Bedanya, tali baja atau pijakan yang jadi tumpuan beban utamanya.

Menurut Tedi, pancang tali baja yang dipasang menggunakan teknik yang diadopsi dari dari teknik "vertical rescue" yaitu pancang "dead man" atau batu besar yang dibenamkan ke dalam tanah. Dengan begitu, jembatan pun mampu berdiri kokoh.

Salah satu orang yang terlilbat dalam pembangunan 1.000 jembatan gantung untuk Indonesia ini adalah Rizki Anda, asal Sumatera Barat yang mulai terjun langsung dalam proses pembangunan jembatan keempat sampai hingga kini.

Selama proses pembangunan jembatan, Rizki menuturkan tidak pernah melihat Tedi mengeluh. Bahkan anggota VRI yang sudah bergabung sejak tahun 2015 ini menilai Tedi adalah sosok yang tegas, displin, berani, selalu bahagia dan bersemangat.

"Beliau adalah sosok yang sangat tegas, displin, dan berani. Beliau tidak pernah mengeluh selama proses pembangunan jembatan gantung tersebut. Padahal, di lapangan kita sering kali menemukan kendala-kendala yang membuat proses pembangunan menjadi terhambat. Tetapi Tedi selalu bahagia, dia juga selalu bersemangat,’’ kata Rizki.

Rizki pun berharap pembangunan 1.000 jembatan di Indonesia yang digagas oleh Tedi ini dapat bermanfaat bagi warga yang tinggal di pedalaman. Di sisi lain, dia juga berharap pembangunan jembatan yang sederhana ini dapat membangunkan pemerintah untuk sadar bahwa di plosok negeri masih banyak keluarga yang membutuhkan pertolongan.

"Harapan saya dengan adanya ekspedisi pembangunan 1.000 jembatan di Indonesia bisa bermanfaat bagi warga yang tinggal di pedalaman untuk menjalankan aktifitas sehari-hari mereka. Selain itu, saya juga berharap pembangunan jembatan gantung ini dapat membuka mata Pemerintah bahwa di pelosok desa ternyata masih banyak masyarakat yang membutuh pertolongan," katanya.

Pertolongan ini pun sudah diberikan oleh Tedi dan kawan-kawannya melalui pembangunan 1.000 jembatan gantung untuk Indonesia dan pantas rasanya pria kurus paruh baya yang mencintai dunia panjat tebing itu patut digelari sebagai "Pahlawan" masa kini.