Pekanbaru (ANTARA) - Yayasan Sebaya Lancang Kuning, Kota Pekanbaru mencatat sejak tahun 2005-Juni 2019 telah mendampingi 1.846 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Riau berasal dari Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Rokan Hilir.
"Pendampingan diberikan lebih atas dasar kepedulian terhadap nasib ODHA yang dominan kehilangan kepercayaan diri dan menarik diri dari lingkungan, bahkan kami juga memberikan jasa untuk pendampingan disaat berobat dan melakukan konseling," kata Ketua Yayasan Sebaya Lancang Kuning, Rozi Asnita, di Pekanbaru, Rabu.
Menurut Rozi, pendampingan tersebut diberikan oleh 20 relawan yang tersebar di Provinsi Riau, seperti Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kabupaten Bengkalis sedangkan organisasi berbadan hukum ini
didirikan tahun 2005.
Ia menyebutkan, dari 1.846 ODHA yang didampingi itu terdiri atas penderita laki-laki sebanyak 1.306 orang dan perempuan 540 orang. Berdasarkan total 1.846 ODHA itu dengan indikasi penderita yang baru tahu statusnya ODHA tercatat 240 orang dan yang sudah lama tahu statusnya mnjadi ODHA sebanyak 1.606 orang.
"Kami selalu siap memberikan dukungan psikososial untuk ODHA karena itu adalah tujuan utama kami, karena biasanya para ODHA memiliki masalah dalam hal biologis (kesehatan), psikologis, serta masalah sosial yang terkait mengenai penerimaan masyarakat terhadap keberadaan mereka sebagai ODHA,” katanya.
Sedangkan berdasarkan rentang usia ODHA dominan di usia 25-49 tahun yaitu sebanyak 1.464 orang, usia 1-4 tahun 13 orang, usia 5-9 tahun 42 orang, usia 10-14 tahun 23 orang, usia 15-19 tahun 11 orang, usia 20-24 tahun 116 orang, usia 20-59 tahun sebanyak 134 orang dan 60 keatas sebanyak 43 orang.
Berdasarkan Data ODHA sampai Juni 2019, menurut type penyakit tercatat lelaki seks lelaki (LSL) menduduki angka tertinggi yang mencapai 658 orang kemudian pelanggan wanita pekerja seks langsung (WPSL) 393 orang, pasangan resiko tinggi (Risti) 387 orang, pelanggan wanita pekerja seks tidak langsung (WPSTL) 100 orang, pengguna narkoba suntik 49 orang, wanita pekerja seks tidak langsung (WPSTL) 47 orang, waria 39 orang, wanita pekerja seks langsung (WPSL) 30 orang, pasangan pengguna narkoba suntik 16 orang dan pelanggan waria 4 orang.
"Untuk saat ini LSL menduduki peringkat pertama yaitu sebanyak 658 kasus dan dominan di Kota Pekanbaru sebanyak 562 orang, Kota Dumai 36 orang, Kabupaten Inderagiri Hilir 31 orang dan Kabupaten Rokan Hilir 29 orang," katanya.
Ia menjelaskan jumlah ODHA yang tercatat ini tidak sama dengan jumlah ODHA pada data Dinas Kesehatan Provinsi Riau. ODHA yang tercatat ini hanya mereka yang melapor dan ikut bergabung di Yayasan Sebaya Lancang Kuning saja.
Berita Lainnya
Usai hajar Timnas Australia, Erick : Ini wajah baru Indonesia
19 April 2024 16:41 WIB
Kemlu RI sebut veto Amerika Serikat atas keanggotaan Palestina di PBB khianati perdamaian
19 April 2024 16:32 WIB
Ukraina konsolidasikan dukungan Kongres AS jelang pelaksanaan voting untuk bantuan
19 April 2024 16:27 WIB
Pemindahan ASN ke Ibu Kota Nusantara dilakukan bertahap hingga 2029
19 April 2024 16:19 WIB
Memberdayakan botol plastik bekas jadi perahu pengangkut sampah
19 April 2024 16:12 WIB
MUI: Tradisi Lebaran Ketupat tidak bertentangan dengan Islam
19 April 2024 15:56 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno sebut Pulau Bali belum 'overtourism'
19 April 2024 15:44 WIB
BPH Migas awasi distribusi BBM saat arus balik Lebaran di Tangerang, Banten
19 April 2024 15:33 WIB