UMKM rumah perabot rotan USM Pekanbaru raih omset Rp10 juta/bulan

id Berita hari ini, berita riau terkini,berita riau antara,rumah prabot

UMKM rumah perabot rotan USM Pekanbaru raih omset Rp10 juta/bulan

UMKM rumah perabot rotan USM di Jalan Yos Sudarso Kota Pekanbaru, Riau meraih omset Rp10juta/bulan, sedangkan bahan baku untuk pembuatan kerajinan rotan tersebut berasal dari Jambi, Mentawai, Sumbar dan Riau, yang dipasok khusus oleh Koperasi. (Salman Alfasri/Frislidia)

Pekanbaru (ANTARA) - Manajemen UMKM rumah perabot rotan USM di Jalan Yos Sudarso Kota Pekanbaru, Riau meraih omset Rp10juta/bulan dari penjualan aneka kerajinan berbahan baku rotan itu meja, kursi, pembatas ruangan, tudung saji, cermin hias dan lainnya.

"Untuk harganya seperti kursi rotan Rp1 juta- Rp1,5 juta, sedangkan yang paling murah itu ada keranjang buah hanya Rp15 ribu dan main anak-anak berkisar Rp150 ribu-Rp300 ribu, namun semua laris manis," kata Mira (32) pemilik UMKM USM, di Pekanbaru, Jumat.

Menurut dia, berbagai produk kerajinan berbahan rotan diminati warga terutama perabotan rumah tangga, mainan anak dan cendera mata, pembeli juga dari luar Kota Pekanbaru sebagai buah tangan.

Ia menyebutkan, beragam produk yang dijual mulai dari meja, kursi, pembatas ruangan,tudung saji, keranjang

buah, cermin hias dan juga peralatan untuk anak-anak seperti kuda-kudaan, ayunan bayi, kursi anak, hulahop dan lain-lain yang seluruhnya berbahan baku rotan itu.

"Sentra bahan baku untuk pembuatan kerajinan rotan tersebut berasal dari berbagai daerah seperti Jambi, Mentawai, Sumbar dan Riau. Dominan bahan baku dari kerajinan rotannya berasal dari Sumatra Barat yang disediakan khusus oleh Koperasi," katanya.

Kendati tidak seramai dulu, katanya menjelaskan, namun pembeli setiap hari terus ada, bahkan ada juga yang sudah berlangganan dan keuntungannya yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup beberapa hari kedepan.

"Yaa, kalau dibandingkan sama dulu mah jauh lah, cuma kalau di bilang banyak yang nyari hasil dari kerajinan yang terbuat dari rotan ini ya alhamdulillah masih banyak peminatnya," katanya.

Mira mengatakan, keterampilan menganyam rotan itu ia dapatkan sejak di bangku sekolah dasar serta ilmu yang di warisi sejak kecil dari ayahnya. Berbekal warisan bakat dan keterampilan dari orang tuanya, serta dengan kegigihan dan kerja keras kini Mira sudah memiliki satu toko dengan jumlah pekerja dua orang.

Para pekerja menyelesaikan borongannya tidak ditargetkan waktu, kecuali jika ada pesanan yang meminta produk selesai cepat. Proses pengerjaan sebagian besar dilakukan langsung di toko. Namun jika ada pembeli yang ingin memesan cepat juga dapat menunggu barang selesai langsung di toko.

"Untuk upah pengerjaan rata-rata satu buah kursi sekitar Rp75 ribu dan setiap minggu pekerja bisa mengantongi gaji sebesar Rp500-700 ribu hingga ada yang menerima upah Rp1 juta perminggu. Besaran upah diberikan berdasarkan bahan dan tingkat kesulitan produk yang dikerjakan," katanya.