Pekanbaru temukan 3.700 kasus TB paru

id Berita hari ini, berita riau terkini, berita riau antara,Pekanbaru temukan

Pekanbaru temukan 3.700 kasus TB paru

Maisel Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Pekanbaru, dan Dr. Rohani Lasmaria Simbolon, Sp.P, dari RS Bina Kasih Pekanbaru, narasumber lokakarya Penguatan Jejaring Layanan TBC di fasilitasi kesehatan rujukan tingkat lanjut (RS), diikuti 50 peserta, di Pekanbaru, Selasa (8/10). (Riau.Antaranews/Windani Gurning/Frislidia)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinkes kota Pekanbaru periode Januari- Juli 2019 menemukan kasus TB (Tuberculosis) Paru sebanyak 3.700 kasus atau baru tercapai 10 -11 persen dari target program yang ditetapkan Kemenkes RI untuk sebanyak 30.888 kasus TB Paru sepanjang tahun 2019.

"Jumlah penderita TB Paru yang ditemukan berasal dari Puskesmas dan juga rumah sakit di Kota Pekanbaru", kata Maisel Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Pekanbaru, di Pekanbaru, dalam lokakarya Penguatan jejaring layanan TBC di fasilitasi kesehatan rujukan tingkat lanjut (RS), di Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, capaian temuan kasus TB Paru itu dibarengi juga dengan tingkat keberhasilan pengobatan pasien TB Paru, dan tanpa merinci namun di tahun 2019 ini belum ada korban yang meninggal karena TBC.

Ia menyebutkan, temuan penderita dan keberhasilan pengobatan dilakukan dengan inovasi kasus dengan Sirda atau penyisiran data rekam medis penderita TB Paru atau melalui upaya jemput bola di RS, Puskesmas dan Klinik.

"Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat untuk mengeleminasi TBC untuk mencapai target ditetapkan di Indonesia sebelum tahun 2030, sehingga perlu komitmen multi sektor dalam upaya pencegahan dan pengendaliannya," katanya.

Oleh karena itu setiap orang perlu memeriksakan diri secara dini munkin bila menunjukkan gejala penyakit TB agar dapat segera diobati sampai sembuh, dengan demikian kelak tidak ada lagi sumber penularan penyakit tuberkulosis pada masyarakat.

Sebab, katanya lagi, jika seorang bapak dalam satu keluarga menderita TB paru berpotensi menularkan ke 10 orang di sekitarnya, dan penularan penyakit itu sangat mudah terjadi lewat perantara udara.

Dinkes Kota Pekanbaru, katanya lagi, terus menggencarkan gerakan temukan tuberkoulosis obati sampai sembuh, selain itu diupayakan penemuan pasien secara masif sekaligus mendorong pasien TBC untuk memeriksakan diri dan melakukan pengobatan hingga tuntas.

"Karena itu perlu diketahui gejala utama TB paru adalah selama tiga pekan batuk berdahak secara terus menerus, berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas, badan menjadi lemah, dahak bercampur dengan darah atau penderita batuk berdarah, rasa sakit pada dada dan sesak nafas, demam lebih dari sebulan, nafsu makan menurun sehingga berat badan menurun pula," katanya.

Setiap orang, katanya mengimbau perlu memeriksakan diri secara dini munkin bila menunjukkan gejala penyakit TB agar dapat segera diobati sampai sembuh dengan demikian kelak tidak ada lagi sumber penularan penyakit tuberkulosis pada masyarakat.

Maesel juga berharap untuk penanganan kasus TB ini perlu dukungan dari swasta karena kalau hanya dari pemerintah saja itu tidak akan cukup. Jika adanya kerja sama dari pemerintah dan juga pihak swasta, maka akan memungkinkan tercapainya target dan juga bisa menemukan lebih banyak lagi penderita TB dan bisa diobati.

Dr. Rohani Lasmaria Simbolon , Sp.P, mengatakan TB Paru disebabkan oleh bakteri mikrobaktorium tuberklosa, bakteri itu ada di dahak atau di ludah penderita sehingga bisa ditularkan ke orang lain saat penderita batuk atau bersin.

Rohani juga menjelaskan untuk sistem pengobatannya pasien harus rutin meminum obat yang telah diberikan oleh dokter dan penderita dapat sembuh, jika rutin mengkonsumsi obat.