Investor saham di Riau capai 2.900 orang

id Berita hari ini, berita riau terkini, berita riau antara,Investor saham

Investor saham di Riau capai 2.900 orang

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Riau, membukukan jumlah investor saham periode Januari-Agustus 2019 di daerah itu mencapai 2.900 orang (Riau.Antaranews/Frislidia/Fuji Rahayu)

Pekanbaru (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Riau, membukukan jumlah investor saham periode Januari-Agustus 2019 di daerah itu mencapai 2.900 orang atau tercapai 40 persen dari 6.500 investor target ditetapkan untuk tahun 2019.

"Artinya masih tersisa sebesar 3.600 investor lagi, dan menjelang penutupan buku akhir tahun 2019, BEI Riau optimistis mampu memenuhi target ditetapkan sepanjang 2019 tersebut karena secara historis kenaikan investor baru di semester II biasanya lebih tinggi dibanding semester I," kata Kepala BEI Riau Emon Sulaeman, di Pekanbaru, Selasa.

Menurut Emon Sulaeman, untuk mencapai target ditetapkan antara lain dengan cara mengedukasi calon investor, dengan sasaran khususnya investor muda berusia diatas 35 tahun.

Ia menyebutkan, hingga Agustus 2019, tercatat 180 kegiatan edukasi tentang saham yang digelar oleh BEI Perwakilan Riau untuk meningkatkan literasi saham masyarakat.

"Literasi masyarakat terhadap saham perlu terus ditingkatkan karena saham juga bisa dijadikan tempat menabung selain bank, sekaligus berpotensi peningkatan aset pribadi sangat besar," katanya.

Potensi peningkatan aset sangat besar, katanya mencontohkan, berdasarkan hasil riset ketika seseorang yang bekerja saat ini, atau pada usia muda, baru bisa mencukupi seluruh kebutuhannya secara komplit mulai dari rumah, kendaraan, dan lainnya jika sudah menjalani pekerjaan itu selama 75 tahun.

Akan tetapi, katanya, pekerjaan selama 75 tahun itu tidak perlu ditempuh jika dia (pekerja, red) masih dalam usia muda itu, mulai kini ikut menanam saham.

"Jadi, saham itu bisa melawan prilaku konsumtif kita, apalagi pekerja usia muda cenderung tergoda dan meniru-niru gaya hidup mewah seperti banyak contoh gaya hidup yang dipopulerkan di medsos, berfoya-foya tanpa memikirkan menabung saham untuk bekal hari tua," katanya.

Jika kita tidak mulai menabung saham kini, katanya lagi, maka diyakini kita nanti akan tergilas dengan gaya hidup mewah dimedsos, uang akan habis.

Ia memandang bahwa tren investasi saham saat ini sangat dilirik karena sudah zamannya "invest society" alias masyarakat yang gemar berinvestasi, apalagi kebutuhan hidup yang kini semakin kompleks, dan tidak bisa hanya mengandalkan active income atau pendapatan langsung saja.