194 guru di Riau dilatih cara bangkitkan inovasi siswa

id Tanoto,tanoto foundation

194 guru di Riau dilatih cara bangkitkan inovasi siswa

Sebanyak 194 guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen LPTK Universitas Riau dan UIN Sulthan Syarif Kasim  di Riau, mendapat pelatihan  cara mengajar,  membangkitkan inovasi siswa. (Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 194 guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen LPTK Universitas Riau dan UIN Sultan Syarif Kasim di Riau, mendapat pelatihan cara mengajar dan membangkitkan inovasi siswa.

Pelatihan kali ini diberi tema modul II program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran), yang dihelat oleh Tanoto Foundation, selama tiga hari di salah satu hotel.

"Kita memberikan keterampilan praktis kepada peserta, dalam menerapkan pembelajaran yang menitikberatkan pada penyelidikan dan penemuan, seperti gagasan secara mandiri oleh siswa di kelas," kata Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Stuart Weston pada acara pelatihan fasilitator daerah dan LPTK modul II, praktik baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah dan budaya baca di Pekanbaru, Selasa.

Stuart Weston menjelaskan, tujuan pelatihan ini untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas, guru perlu memfasilitasi siswa belajar melakukan penyelidikan dan penemuan hasil dari proses pembelajaran di kelas.

Menurut dia, target keberhasilan siswa tidak hanya diperoleh pada saat mencapai nilai tertinggi, namun juga mampu mengungkapkan gagasan dari pemikirannya sendiri, sebagai imbas dari pembelajaran berkualitas yang dilakukan guru.

"Pelatihan ini juga mengintegrasikan peningkatan program pengembangan budaya baca di sekolah, dan manajemen sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran," tutur Stuart Weston.

Pelatihan ini mempersiapkan para fasilitator daerah dan dosen untuk melatih kembali para guru, kepala sekolah dan pengawas di sekolah dan madrasah mitra di empat kabupaten/kota yakniPekanbaru, Dumai, Kabupaten Siak, dan Bengkalis, serta mitra LPTK dalam mengimplementasikan materi modul II.

Selain di empat kabupaten/kotaTanoto Foundation juga melatih fasilitator lokal program STEP dan sekolah dampingan School Improvement program dari APRIL.

Sementara itu, Dr. Mahdum, M.Pd, Dekan FKIP Universitas Riau memberikan apresiasinya terhadap Tanoto Foundation. Menurutnya, pelatihan ini sangat bagus untuk memperkuat implementasi Kurikulum 2013.

"Pelatihan yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation ini sangat mendukung implementasi kurikulum yang digulirkan Pemerintah. Saya juga melihat pembelajaran dengan unsur MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi) di Modul I, sejalan dengan program kampus-kampus pendidikan dalam mempersiapkan calon-calon guru, termasuk di dalamnya budaya baca. Semua ini akan sangat membantu sekolah dalam mempraktikkan kurikulum 2013 yang benar," imbuhnya.

Sementara itu Ujang Sukandi, Kepala Pelatihan Guru dan Sekolah Tanoto Foundation, menyatakan bahwa kualitas hasil belajar siswa sangat bergantung pada kualitas proses pembelajaran yang kuncinya dimainkan guru.

"Pelatihan ini menjadi penting bagi guru dan dosen, karena pelatihan ini lebih fokus pada pembahasan 'ruh' pembelajaran masing-masing mata pelajaran. Keterampilan dan proses apa yang mesti dikembangkan dalam masing-masing mata pelajaran tersebut. Dengan 'ruh' dan pemodelan pembelajaran yang diikuti peserta, peserta diharapkan dapat merancang pembelajaran yang baik untuk topik-topik lain," tutur Ujang.

Ujang berharap, setelah mengikuti pelatihan modul II ini, siswa akan mengalami pembelajaran yang memungkinkan mereka membangun sendiri gagasan mereka.

"Penyelidikan dan penemuan siswa hendaknya diapresiasi oleh guru, dan kalaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, tidak perlu disalahkan, melainkan ditanya, apa kira-kira yang menyebabkan hasilnya seperti itu, tidak disalahkan," imbuhnya.

Baca juga: Begini cara UNDP-Yayasan Tanoto tingkatkan ekonomi petani sawit Kabupaten Pelalawan

Praktik mengajar

Setelah peserta dilatih mempraktikkan pembelajaran aktif, manajemen sekolah dan budaya baca, pada hari ke tiga peserta pembelajaran diwajibkan berpraktik mengajar di kelas berdasarkan perencanaan yang disusun selama pelatihan.

"Semua wajib berpraktik mengajar untuk mendapatkan pengalaman konkrit dalam mengimplementasikan gagasan yang diperoleh dalam pelatihan," kata Dendi Satria Buana, Koordinator Provinsi Tanoto Foundation Riau.

Pada praktik mengajar ini, guru dan dosen akan berkolaborasi dalam menerapkan rencana pembelajaran yang dibuat bersama dan mengevaluasi apa yang berhasil dan apa yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut.

Selanjutnya untuk fasilitator manajemen berbasis sekolah, mereka mendapatkan materi kaji ulang pembelajaran hasil pelatihan modul I.

Selain itu, di modul II ini peserta mendapatkan materi kepemimpinan dalam pembelajaran, pengelolaan program budaya baca, dan menyusun transparansi dan akuntabilitas pengelolaan sekolah.

"Materi ini untuk memfasilitasi sekolah dalam mengembangkan, manajemen yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Ketika para fasilitator melatih dan mendampingi dalam pelatihan sekolah, kepala sekolah, guru, komite sekolah dapat bekerja sama dalam mengimplementasikan manajemen yang mendukung keberhasilan pembelajaran," pungkas Dendi Satria Buana.

Baca juga: Inilah barisan generasi milenial calon pemimpin bangsa

Baca juga: Menristekdikti : Program Teladan Tanoto bantu tingkatkan daya saing global