90 persen faskes Pekanbaru sudah buka layanan kecelakaan kerja

id Bpjs tk

90 persen faskes Pekanbaru sudah buka layanan kecelakaan kerja

Kepala Cabang BPJSTK Pekanbaru Kota, Mias Muchtar (kiri) pada acara temu ramah dan sosialisasi dengan peserta PLKK di Pekanbaru, Selasa. Menyatakan 90 persen paskes sudah PLKK. (Foto Antaranews/Vera Lusiana/19)

Pekanbaru (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan mencatat 90 persen fasilitas kesehatan (faskes) seperti rumah sakit, klinik dan puskesmas di Pekanbaru sudah buka Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK), guna mengkaver kecelakaan kerja dengan cepat.

"Kita akan terus tingkatkan jumlah PLKK di Pekanbaru hingga 100 persen, agar tidak ada lagi keluhan penangan cepat bagi korban kecelakaan kerja," kata Kepala Cabang BPJSTK Pekanbaru Kota, Mias Muchtar pada acara temu ramah dan sosialisasi dengan peserta PLKK di Pekanbaru, Selasa.

Mias Muchtar menyatakan sejak adanya PLKK empat tahun ini layanan kecelakaan kerja semakin membaik, walau tidak dipungkiri masih ada yang perlu disempurnakan. "Gathering prima BPJS TK ini kami akan menerima masukan tentang PLKK," ujar Mias.

Selain itu, sambungnya, acara ini juga sebagai ajang sosialisasi, agar PLKK juga wajib memberikan layanan kepada peserta mandiri bukan penerima upah (BPU) yang rata-rata pesertanya berisiko tinggi namun tingkat pembiayaan tidak ada yang menanggung.

"Di Pekanbaru 90 persen faskes sudah menjadi pusat layanan kami dan diharapkan seluruh klinik menjadi pusat layanan," imbuhnya.

Menurutnya BPJS TK memiliki kewajiban memberikan pembinaan kepada mitra layanan seperti PLKK agar menjadi tolok ukur keberhasilan pelayanan. Peningkatan itu tidak bisa diukur jika tidak ada masukan dari orang lain.

"Kecelakaan kerja itu bisa bersifat fatal bagi naker kalau tidak ada yang melayani, PLKK ini tanggap daruratnya BPJS TK untuk melayani naker yang alami kecelakaan," ujarnya lagi.

Sementara itu Kadisnaker Riau Rasyidin Siregar usai membuka acara sosialisasi menyatakan BPJS TK adalah layanan publik untuk tenaga kerja yang keberadaannya saat awal dibentuk mendulang berbagai keluhan dari serikat buruh. Namun setelah lima tahun terakhir layanan berjalan normal.

"Harapan saya pertemuan ini dapat menghasilkan rekomendasi untuk perubahan lebih baik," pungkasnya.