Pekanbaru (ANTARA) - BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Agus Putro Proklamasi mengatakan pada tahun 2020 Provinsi Riau akan menghadapi era bonus demografi dan puncaknya diprediksi akan terjadi tahun 2028-2031.
"Ini berarti merupakan peluang bagi Riau untuk memanfaatkan banyaknya penduduk usia produktif dalam meningkatkan kesejahteraan dan Riau," kata Agus Putro Proklamasi disela pertemuan memperingati momentum hari Kependudukan Dunia Tingkat Provinsi Riau Tahun 2019, di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, mencermati peluang bonus demografi tersebut Riau juga harus memastikan dan menjaga bahwa penduduk usia produktif di Provinsi Riau adalah penduduk-penduduk yang berkualitas yang memiliki karakter dan daya saing.
Selain itu, katanya menyebutkan Riau juga harus memastikan penduduk daerah ini adalah penduduk yang mampu sebagai penggerak pembangunan bukan sebagai beban pembangunan.
"Oleh karena itu perlu dikembangkan kembali komitmen atau inisiatif yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui BKKBN secara umum terbagi menjadi 4 hal mendasar yaitu terpenuhinya layanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, mudah diakses, dan terjangkau, khususnya bagi wanita menikah usia subur.
Komitmen kedua yang mesti diupayakan adalah menurunkan angka keematian ibu dan angka kematian bayi melalui upaya promotif dan preventif.
Ketiga, penghapusan kekerasan terhadap perempuan melalui penyediaan pusat Iayanan terpadu bagi korban kekerasan, serta memberikan bantuan hukum oleh kementerian terkait.
Keempat, pertumbuhan anak-anak dan remaja yang sehat untuk mengoptimalkan bonus demografi, serta investasi pada pemuda, untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia mereka, sebagai generasi masa depan dalam memajukan pembangunan nasional Indonesia.
Indonesia akan memasuki era bonus demografi tahun 2020 dan diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2028-2031.
Berdasarkan dalam bidang KB dan Kesehatan Reproduksi, setelah kurun hampir 50 tahun program KB dimulai yakni pada tahun 1970, Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam KB dan kesehatan reproduksi. TFR turun dari 5,6 anak pada tahun 1970-an menjadi sekitar 2,4 anak pada tahun 2017.
Sementara angka CPR meningkat secara signifikan dari sekitar 10 persen pada tahun 1970-an menjadi sekitar 64 persen pada tahun 2017.
"Untuk Provinsi Riau capaian kita hari ini adalah TFR pada angka 2,9 anak per wanita usia subur sementara CPR all method adalah 60,3 persen dan cara modern adalah sebesar 50,7 persen," katanya.
Dalam bidang penataan dinamika kependudukan, Pemerintah Indonesia telah berinisiatif menyusun Rencana Induk Pembangunan Kependudukan pada tingkat nasional maupun daerah, yang mengintegrasikan program pembangunan kependudukan dan aspek utama, yaitu pengendalian kuantitas, kualitas, mobilitas, pembangunan keluarga, serta penguatan database kependudukan, secara lintas sektor.
"Dalam hal kesetaraan gender di bidang Keluarga Berencana BKKBN juga terus menerus melakukan advokasi dan KIE dalam rangka meningkatkan partisipasi pria untuk BerKB. KB bukan sekedar urusan perempuan saja, namun juga tanggung jawab laki-laki sebagai pasangannya," katanya.
Berita Lainnya
Atur waktu perjalanan mudik agar anak tidak lelah di jalan
28 March 2024 16:05 WIB
Otoritas AS terus cari 6 orang pekerja yang diduga tewas akibat jembatan ambruk
28 March 2024 16:00 WIB
Bank Indonesia imbau masyarakat menukar rupiah di titik layanan BI dan perbankan
28 March 2024 15:51 WIB
Indonesia undang 44 pemimpin negara untuk hadiri Forum Air Sedunia di Bali
28 March 2024 15:46 WIB
Analis: Rupiah berpeluang menguat terhadap dolas AS seiring imbal hasil SBN kian menarik
28 March 2024 15:38 WIB
KPU pertanyakan AMIN yang baru layangkan keberatan soal Gibran
28 March 2024 15:31 WIB
BOE bakal memproduksi layar 6,1 inci untuk iPhone SE 4
28 March 2024 15:27 WIB
Cinta Laura berusaha untuk tetap produktif selama Ramadhan
28 March 2024 15:17 WIB