Nilai tukar petani Riau turun 3,12 persen, masuk kategori defisit

id nilai tukar petani,petani Riau,BPS,berita riau antara,berita riau terbaru

Nilai tukar petani Riau turun 3,12 persen, masuk kategori defisit

Seorang petani mengumpulkan jagung yang gagal panen di Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak, Riau, Kamis (27/6/2019). Petani jagung di kawasan itu gagal panen akibat kekeringan dan diperparah dengan serangan hama ulat grayak yang membuat tanaman tidak tumbuh membesar dan kerdil. (Antaranews/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Nilai Tukar Petanidi Provinsi Riau pada bulan Juni 2019 sebesar 92,77 atau turun sebesar 3,12 persen dibanding Mei yang mencapai 95,76 dan membuat kondisi petani di daerah kaya minyak itu masih dalam kondisi defisit.

"Penurunan ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani yaitu sebesar minus 2,43 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat 0,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Riau, Agus Nuwibowo, di Pekanbaru, Selasa.

Sebagai informasi, Nilati Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan daya beli petani di daerah perdesaan, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. NTP di bawah angka 100 berarti petani dalam kategori defisit karena apa yang mereka dapatkan lebih rendah daripada yang harus dibayar.

"Provinsi Riau menjadi provinsi yang tingkat penurunan NTP paling tinggi sedangkan tingkat penurunan NTP yang paling rendah adalah Provinsi Bangka Belitung," katanya.

Agus menjelaskan NTP bulan Juni sebesar 92,77 dapat diartikan bahwa petani secara umum mengalami defisit. NTP dibawah 100 juga bisa diartikan bahwa secara umum petani masih belum sejahtera.

Defisit ini terutama terjadi pada petani subsektor hortikultura (NTPH=98,77), subsektor peternakan (NTPT=96,38), subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR= 87,70). Sementara itu, subsektor yang mengalami surplus adalah subsektor perikanan (NTNP=112,28) dan subsektor tanaman pangan (NTPP=100,52).

Penurunan NTP di provinsi Riau pada bulan Juni 2019 terjadi pada tiga dari lima subsektor penyusun NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar -5,53 persen, subsektor tanaman pangan turun sebesar -0,47 persen, dan subsektor perikanan turun sebesar -0,07 persen.

Baca juga: Petani kaget, Sejumlah sapi di Kuansing mati terserang virus

Baca juga: BBKSDA Riau pasang perangkap untuk beruang yang serang petani karet Rohul