50.000 perantau pulang kampung ke Bagansiapiapi untuk hadiri Bakar Tongkang

id bakar tongkang,pariwisata riau,berita riau antara,berita riau terbaru

50.000 perantau pulang kampung ke Bagansiapiapi untuk hadiri Bakar Tongkang

Ribuan umat Kong Hu Cu menghadiri ritual Bakar Tongkang di kota Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Sabtu (30/6/2018). Puncak perayaan ritual Bakar Tongkang di Kota Bagansiapiapi tersebut menjadi agenda pariwisata nasional sehingga menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri. (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

Rokan Hilir, Riau (ANTARA) - Sedikitnya 50.000warga Tionghoa asal Kota Bagansiapiapi datang ke Ibu Kota Kabupaten Rokan Hilir di daerah pesisir Provinsi Riau itu untuk mengikuti tradisi Bakar Tongkang.

"Mereka ada yang sekarang tinggal di Singapura, Australia, Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan dan Pekanbaru. Para perantau yang datang, menginap di hotel, wisma, klenteng dan mess yayasan,” kata panitia pelaksana Bakar Tongkang, Randy Gunawan kepada wartawan di Bagansiapiapi, Rabu.

Bakar Tongkang merupakan tradisi turun-temurun bagi warga Tionghoa Bagansiapiapi untuk menghormati nenek moyang mereka. Hal ini membuat puluhan ribu perantau yang kini tinggal di berbagai kota di dalam dan luar negeri seperti pulang kampang khusus untuk menghadiri Bakar Tongkang.

Menurut dia, ada 15 hotel dan puluhan mess yang digunakan untuk penginapan selama Bakar Tongkang.

"Bila ada tamu-tamu kamiyang datang, tapi tak kebagian hotel atau tak ada rumah keluarga, panitia telah menyiapkan penginapan di mess klenteng," ujar Rendy yang juga Ketua Yayasan Budi Marga.

Dia menjelaskan, proses ritual Bakar Tongkang akan dilaksanakan, Rabu (19/6), mulai pukul 14.00 WIB hingga sore. Biaya untuk pelaksanaan Bakar Tongkang mancapai Rp500 juta - Rp600 juta. Jumlah itu hanya untuk pembiayaan ritual saja, seperti membeli peralatan replika tongkang, peralatan sembahyang dan lain sebagainya.

Biaya ritual sembahyang berasal dari sumbangan kolektif tanpa bantuan dari pemerintah daerah. Pemerintah hanya membantu pada kegiatan festival dan beberapa bantuan fasilitas lainya.

"Intinya kamitetap berkoordinasi dengan Gubernur Riau dan Bupati Rokan Hilir, agar kegiatan ini berjalan sukses dan mengajak warga Tionghoa Bagansiapiapi yang di perantauan untuk membangun Kabupaten Rokan Hilir," katanya.

Proses Ritual Bakar Tongkang dimulai dari Klenteng Ing Hok Kiong, yang merupakan klenteng tertua di Kota Bagansiapiapi.

Dari klenteng tersebut para peserta Bakar Tongkang bergotong royong, bahu membahu secara bergantian mengeluarkan replika tongkang atau kapal yang sudah disiapkan sejak beberapa bulan lalu.

Replika Tongkang itu digotong secara bergantian, diikuti oleh peserta ritual dan pengunjung yang hadir. Melintasi jalan yang menjadi rute arak-arakan Bakar Tongkang. Dimulai dari jalan klenteng selanjutnya melewati jalan perniagaan hingga sampai di lokasi ritual bakar bakar tongkang dilaksanakan, guna menunggu jatuhnya arah tongkang.

Baca juga: Rohil gelar Festival Bakar Tongkang pada 19 Juni

Baca juga: Gubernur Riau akan letakkan batu pertama pembangunan Masjid Cheng Ho