Siak (ANTARA) - Bupati Siak Alfedri mempresentasikan "Siak Kabupaten Hijau" bersama Deputi Badan Restorasi Gambut (BRG) RI pada pertemuan Forum Hutan Tropis atau Tropical Forest Alliance (TFA) Internasional yang dilaksanakan di Bogota-Colombia, Selasa 7 Mei 2019 lalu.
Hasilnya kata Alfedri peserta forum lintas negara sangat tertarik ingin mengetahui bagaimana penyelamatan gambut di Siak. Disepakati akhirnya pada TFA 2020 nanti di Indonesia, kunjungannya juga akan ke Siak.
"Mereka ingin mengetahui bagaimana penyelamatan gambut, sehingga pada TFA 2020 nanti di Indonesia, bahkan field tripnya nanti ke Siak. Siak Hijau ini direplikasi oleh multipihak," kata Alfedri.
Lewat paparan yang diberi tajuk "Kolaborasi Bersama Untuk Siak Hijau", Alfedri ketika di Kolombia menyampaikan tinjauan pendekatan Jurisdictional Approach-Green District Of Siak, di hadapan para pemimpin dunia baik presiden maupun menteri yang hadir.
Alfedri memulai presentasinya dengan memperkenalkan Provinsi Riau sebagai "rumah" dari lahan gambut terluas di Indonesia. Beberapa tahun belakangan kata dia, di provinsi ini mengalami banyak tantangan dalam kebijakan tata kelola lahan, terutama karena tibanya musim kering yang menyebabkan kebakaran.
"Siak sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Riau, memiliki komitmen terhadap pembangunan hijau, dengan luas wilayah gambut mencapai 57 persen dari total wilayah atau diperkirakan luasnya sepadan dengan 3 kali luas wilayah Ibukota Bogota, dan 21 persennya merupakan lahan gambut dengan kedalaman 3–12 meter," kata Alfedri.
Komitmen tersebut kata pemimpin Siak itu diwujudkan dengan menerbitkan regulasi Peraturan Bupati tentang Siak Hijau, yang memuat pengaturan zonasi tata ruang untuk konservasi, perkebunan, industri dan pemukiman. Peraturan tersebut saat ini sedang diterjemahkan menjadi Roadmap Siak Hijau yang akan menjadi payung untuk berbagai kebijakan pembangunan di Kabupaten Siak kedepan.
"Komitmen Siak Hijau tersebut juga didukung oleh masyarakat sipil dan lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam koalisi ‘Sedagho Siak’, yang komit memberikan segala bentuk dukungan teknis yang dibutuhkan,” jelasnya.
Kesempatan yang sama juga dimanfaatkan Pemimpin Siak itu untuk mempromosikan budaya lokal dan nilai-nilai kearifan masyarakat melayu Siak yang amat menghormati alam lingkungan, sebagai bagian tak terpisahkan dalam satu kesatuan ekologis manusia dan alam. Alfedri juga berkesempatan berbincang dengan Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez, sekaligus menyerahkan tanjak Siak sebagai cinderamata khas orang Melayu asal Negeri Istana.
Bupati Alfedri diundang sebagai pembicara karena Kabupaten Siak dianggap berhasil mengurangi deforestasi dengan berbagai program kegiatan. Diantaranya konservasi dan restorasi lahan gambut, penanganan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan, pengembangan ekowisata, pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan varietas bernilai ekonomi ramah gambut di lahan Tanah Objek Reformasi Agraria (TORA), sehingga dipercayakan mewakili negara-negara tropis di Asia tenggara dalam forum tersebut.(adv)
Berita Lainnya
Irjenad TNI AD tutup pelaksanaan TMMD di Siak, Bupati: semoga jadi motivasi
20 March 2024 20:52 WIB
Bupati: Perbaikan jalan utama Sungai Mandau-Siak jadi prioritas
23 February 2024 7:53 WIB
Bupati Siak hadiri Peringatan Isra Mi'raj RSUD Tengku Rafian
22 February 2024 16:47 WIB
Alfedri apresiasi ratusan santri di Siak ikut peragaan manasik haji
22 February 2024 16:22 WIB
TMMD ke-119 tahun 2024 dibuka, Bupati Siak jadi pembina upacara
20 February 2024 23:26 WIB
Program TMMD, Pemkab Siak anggarkan Rp3,2 miliar bangun jalan akses sawah
19 February 2024 15:00 WIB
Pemkab Siak apresiasi RAPP bantu warga terdampak banjir di Sungai Mandau
16 January 2024 20:54 WIB
Bupati Siak lantik dan ambil sumpah 32 penghulu, satu perempuan
27 December 2023 13:27 WIB