Pekanbaru (ANTARA) - Ratusan paket bahan pangan bantuan masyarakat Indonesia yang dihimpun organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) didistribusikan ke 700 keluarga di wilayah Daer Al Balah, semenanjung Gaza, Palestina.
ACT melalui Indonesia Humanitarian Center (IHC) yang khusus menangani krisis, terutama sektor pangan di Gaza langsung membagikan paket sembako yang dikemas dalam bentuk kotak kardus tersebut langsung ke masyarakat Daer Al Balah, medio Maret 2019 ini.8
"Paket pangan dari IHC ini didistribusikan khusus kepada keluarga miskin, keluarga yang memiliki anak yatim, dan keluarga dengan anggota keluarga difabel," kata perwakilan Global Humanity Response (GHR) Andy Noor Faradiba melalui pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Rabu.
Noor menjelaskan persiapan distribusi telah dilakukan sejak awal Maret 2019 lalu. Proses pengepakan paket makanan dari uluran tangan rakyat Indonesia yang terdiri dari beras, garam, minyak sayur, gula, teh, keju, kornet, kacang-kacangan kaleng, dan lain sebagainya itu langsung dilakukan di Gaza.
Baca juga: Ada dapur umum Indonesia di Yerusalem
Dua pekan selanjutnya, tim relawan langsung membagikan secara langsung paket makanan tersebut ke masyarakat Gaza yang telah didata sebelumnya.
Noor menjelaskan kehadiran relawan IHC tersebut bukan hanya semata program kemanusiaan, melainkan representasi dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
Sejalan dengan itu, Dubes Tetap Republik Indonesia untuk PBB Hasan Kleib menegaskan dukungan rakyat Indonesia bagi perlindungan HAM rakyat Palestina pada sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Senin (18/3) kemarin.
Ketegasan Indonesia disampaikan sebagai penolakan tindakan Israel dan sejumlah negara barat yang berusaha menghapus pembebasan Palestina dalam Mata Agenda 7, mengenai Human Rights Situations in the Occupied Palestinian Territory di Dewan HAM PBB, sebagaimana dirilis Kementerian Luar Negeri RI pada Selasa (19/3).
Hasan Kleib mewakili Indonesia menganggap Dewan HAM PBB belum mampu mengambil langkah untuk menghapus kekebalan Israel serta menuntut pertanggungjawaban Israel atas pelanggaran hak-hak warga Palestina.
"Pembahasan isu Palestina di bawah Mata Agenda 7 akan terus relevan dan penting selama hak-hak dasar rakyat Palestina masih terus dilanggar; Israel sebagai occupying power masih terus melakukan tindakan dan kebijakan yang melanggark hukum humaniter dan hukum HAM Internasional,” tegas Hasan.
Mata Agneda 7 merupakan usulan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dalam Komisi HAM PBB.
dalam kesempatan itu, Indonesia mendorong semua pihak, terutama Israel untuk bekerja sama dalam mekanisme HAM PBB untuk mengakhiri pelanggaran HAM dan penderitaan rakyat Palestina.
Indonesia secara tegas meminta Israel memberikan akses pada Commision of Inquairy (Komisi Penyelidikan) untuk menyelidiki tindak kekerasan pasukan bersenjata Israel terhadap demonstrasi rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Maka dari itu ACT meminta masyarakat Indonesia untuk terus menyampaikan doa serta berikan donasi terbaik untuk saudara-saudara di Palestina melalui (yayasan) a.n Aksi Cepat Tanggap BNI Syariah 66 6000 0448, Bank Syariah Mandiri 6666 7777 6
Berita Lainnya
Lebih dari 350 orang tenaga kesehatan tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober
23 April 2024 12:27 WIB
Mesir, PBB: Israel harus akhiri pelanggaran terhadap warga sipil di Jalur Gaza
22 April 2024 16:19 WIB
Sebanyak 180 jasad ditemukan di Kompleks Medis Khan Younis, Gaza selatan
22 April 2024 14:46 WIB
Setiap 10 menit satu bocah terbunuh di Gaza
21 April 2024 15:13 WIB
Tim ahli PBB kecam penghancuran sistem pendidikan di Jalur Gaza oleh Israel
20 April 2024 14:41 WIB
Paket bantuan kemanusiaan dari China untuk Gaza tiba di Mesir
20 April 2024 13:48 WIB
PBB: 70 persen penduduk di Jalur Gaza terdiri atas kaum muda
18 April 2024 11:00 WIB
Rumah Sakit Al-Amal di Jalur Gaza kembali beroperasi meski baru sebagian
16 April 2024 12:00 WIB