Kebakaran Lahan Bermunculan di Dumai, termasuk di Lahan Konsesi Chevron

id karhutla riau 2019,karhutla ,kebakaran lahan dumai,dumai,BPBD Dumai,konsesi chevron terbakar

Kebakaran Lahan Bermunculan di Dumai, termasuk di Lahan Konsesi Chevron

Petugas pemadam kebakaran Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mencoba memadamkan kebakaran lahan gambut di Kota Dumai, Riau, Selasa (26/2/2019). Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan selama 8 bulan mulai 19 Februari hingga akhir Oktober 2019, karena pertimbangan kebakaran lahan gambut terus meluas dan untuk mengantisipasi penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 tidak terganggu polusi asap kebakaran. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Dumai, (Antaranews Riau) - Kebakaran lahan bermunculan di Kota Dumai, Riau, pada Selasa siang, hingga merambat ke lahan konsesi perusahaan minyak PT Chevron Pacific Indonesia.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, Afrilagan, mengatakan kebakaran lahan konsesi Chevron berlokasi di tepi Jalan Soekarno-Hatta, dekat Jembatan Bukit Jin. Ia memperkirakan luas kebakaran lahan gambut tersebut mencapai empat hektare.

“Status lahan konsesi Chevron, jadi lahan ini milik BP Migas tapi pengelolaan di PT Chevron,” kata Afrilagan kepada Antara di lokasi kebakaran lahan.

Baca juga: Ribuan Warga Riau Sakit Akibat Terpapar Asap Karhutla

Ia mengatakan pihaknya menerima laporan kebakaran di lahan konsesi Chevron tersebut sekitar pukul 11.00 WIB dari Babinsa setempat. Namun, petugas pemadam kebakaran baru tiba di lokasi tersebut pada siang hari karena banyak titik api bermunculan di Dumai. Menurut dia, kebakaran pada hari yang sama di Dumai juga terjadi di Bukit Batrem dan Bangsal Aceh dengan luasan yang berbeda-beda.

“Kita terlambat karena cuaca panas dan ada lima titik (kebakaran) yang berbeda, dan ini adalah yang keenam,” katanya.

Berdasarkan pantauan Antara, asap pekat menyelimuti lokasi tersebut dan api masih terlihat berkobar di beberapa bagian di lahan gambut tersebut. Asap pekat terbawa angin hingga mengganggu jarak pandang warga yang melintasi Jalan Soekarno-Hatta.

Baca juga: Pesawat Casa dikirim ke Riau untuk Hujan Buatan Padamkan Karhutla

Tim gabungan dari BPBD Dumai, Manggala Agni Daops Dumai, Polres Dumai, TNI dan pihak perusahaan terus berusaha memadamkan kebakaran di lahan tersebut.

"Bisa dilihat sendiri, airnya ada tapi sedikit. Ada lima mobil (pemadam) tapi airnya dijemput dari lokasi lain. Ketika sampai di sini cepat habisnya dan dijemput lagi," sebut Afril di lokasi, Selasa petang.

Ia mengatakan kebakaran lahan di Kota Dumai selama tahun 2019 sudah melahap 70 hektare lahan. Dumai dalam beberapa terakhir juga diselimuti kabut asap, baik yang berasal dari daerah itu sendiri ataupun kiriman dari Pulau Rupat.

Kondisi lahan gambut yang terbakar dan penuh asap di Kota Dumai, Riau, Selasa (26/2/2019). Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan selama 8 bulan mulai 19 Februari hingga akhir Oktober 2019, karena pertimbangan kebakaran lahan gambut terus meluas dan untuk mengantisipasi penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 tidak terganggu polusi asap kebakaran. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Sementara itu,Sonitha Poernomo Manager Corporate Communication PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), terkait kebakaran lahan di Dumai, menyatakanmenerima laporan kebakaran dari petugas keamanan. Tim Pemadam Kebakaran PT. PT CPI langsung menuju lokasi untuk memadamkan titik-titik api, bekerja sama dengan tim gabungan TNI, Polri dan BNPB.

"PT CPI prihatin atas situasi kebakaran lahan dan asap serta terus memantau kualitas udara di Riau. PT CPI berkomitmen untuk meminimalkan dampak asap terhadap operasi dan masyarakat dan terus mengupayakan pencapaian produksi secara selamat dan andal," katanya.

Riau sudah berstatus Siaga Darurat Karhutla sejak 19 Februari hingga delapan bulan ke depan. Kebakaran lahan gambut terus membara, terutama di daerah pesisir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan Karhutla terjadi sejak Januari hingga Februari 2019 luasnya sudah mencapai 1.136 hektare.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, citra satelit Terra Aqua pada Selasa sore pukul 16.00 WIB menunjukan ada 32 titik panas, yang menjadi indikasi awal Karhutla. Lokasinya paling banyak di Dumai yakni 12 titik, kemudian di Bengkalis (6), Pelalawan (5), Rohil (4), Siak (2), serta Meranti, Inhil dan Rohul masing-masing satu titik.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 13 titik punya tingkat keakuratan di atas 70 persen sehingga dinyatakan sebagai titik api kebakaran. Lokasinya antara lain di Bengkalis ada lima titik, Dumai (3), Pelalawan (3), Rohil (1) dan Siak (1).

Baca juga: Kebakaran Lahan Membara Tak Jauh dari Perkampungan Suku Sakai, Riau

Baca juga: Srategi "perang" Panglima melawan karhutla