Pekanbaru (Antaranews Riau) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 11 titik panas sebagai indikasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan di pesisir Provinsi Riau.
Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin di Pekanbaru, Selasa, mengatakan belasan titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen yang terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua tersebut menyebar di Kabupaten Bengkalis, Meranti dan Pelalawan.
"Titik panas terbanyak terdeteksi di Bengkalis dengan total tujuh titik, selanjutnya Meranti dan Pelalawan masing-masing dua titik," katanya.
Baca juga: Sembilan Titik Panas Terdeteksi di Riau
Ia merinci titik panas yang terdeteksi di Kabupaten Bengkalis seluruhnya ada di Pulau Rupat. Dalam dua pekan terakhir, Pulau Rupat yang berada di bibir Selat Malaka itu terus membara dan hingga kini masih dalam proses pemadaman.
Selanjutnya, titik panas yang juga terpantau di Kabupaten Kepulauan Meranti terdeteki menyebar di Kecamatan Rangsang Barat dan Tebing Tinggi. Sementara di Pelalawan, kedua titik panas terdeteksi menyebar di Kecamatan Kuala Kampar.
Bibin menjelaskan, dari 11 titik panas yang terdeteksi tersebut, sembilan di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat luas lahan sepanjang awal 2019 ini mencapai 267,5 hektare.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan kebakaran lahan yang mayoritas terjadi di lahan gambut tersebut terjadi di enam kabupaten di Provinsi Riau.
"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total lahan seluas 131 hektare," kata Edwar.
Kebakaran lahan di Bengkalis terjadi di sejumlah daerah seperti Kecamatan Pinggir, Pulau Bengkalis dan terakhir di Pulau Rupat. Wilayah pesisir Riau itu sepanjang awal 2019 ini memang mengalami musim kering dengan cuaca cukup panas sehingga rentan terjadi kebakaran.
Selain di Bengkalis, kebakaran juga melanda Kabupaten Rokan Hilir dengan luas mencapai 87 hektare. Di Kota Dumai, kebakaran juga masih berlangsung hingga awal pekan ini tepatnya di Kecamatan Sungai Sembilan.
Kota Dumai yang secara geografis berdekatan dengan Bengkalis dan Rokan Hilir mengalami kebakaran di sejumlah titik dengan luas 17,5 hektare. Selanjutnya kebakaran lahan juga terpantau di wilayah peisir Riau lainnya, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas dua hektare.
Edwar mengatakan secara umum Provinsi Riau dalam kategori aman dari bencana Karhutla. Namun, dia memberikan pengecualian di wilayah tengah, pesisir timur dan sebagian wilayah barat Riau.?
"Wilayah itu dalam kategori mudah hingga sangat mudah terbakar," ujarnya.?
Dengan kondisi kebakaran lahan di awal tahun ini, Edwar mengatakan akan mempertimbangkan menetapkan status siaga Karhutla di 2019. Namun harus berkoordinasi dengan berbagai pihak terlebih dahulu, seperti BMKG dan pemerintah Provinsi Riau terkait penetapan status tersebut.?
Baca juga: BMKG: Tinggi gelombang di Riau bukan pengaruh fenomena supermoon
Baca juga: BMKG Catat Dua Kali Gempa Di Riau
Berita Lainnya
BMKG prakirakan sejumlah provinsi berpotensi diguyur hujan sedang-lebat pada Kamis
25 April 2024 11:04 WIB
BMKG prakirakan cuaca sebagian besar Indonesia berawan
20 April 2024 13:14 WIB
BMKG: Jumlah titik panas di Kaltim terpantau turun dari 383 menjadi 202
19 April 2024 13:49 WIB
BMKG optimalkan seluruh teknologi mitigasi potensi tsunami erupsi Gunung Ruang
18 April 2024 10:24 WIB
BMKG temukan 167 titik panas tersebar di Kalimantan Timur
15 April 2024 13:04 WIB
BMKG imbau masyarakat di beberapa daerah untuk waspadai potensi hujan lebat
15 April 2024 12:52 WIB
Gempa magnitudo 5,4 terjadi di Tanggamus, Lampung
08 April 2024 4:09 WIB
BMKG Minangkabau: Waspadai abu vulkanik Gunung Marapi ganggu aktivitas penerbangan
05 April 2024 11:03 WIB