Anggaran Restorasi Gambut untuk Riau 2019 Berkurang 33 Persen

id BRG,restorasi gambut,gambut riau,restorasi gambut riau

Anggaran Restorasi Gambut untuk Riau 2019 Berkurang 33 Persen

arsip foto. Aksi penyelamatan lahan gambut (Antaranews)

Pekanbaru, (Antaranews Riau) - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengurangi alokasi anggaran restorasi gambut di Provinsi Riau sekitar 33 persen menjadi Rp30 miliar pada 2019, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp45 miliar.

“Tahun ini anggaran hanya Rp30 miliar, menurun dan targetnya juga menurun,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau, Ervin Rizaldi, kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

BRG mulai tahun 2018 menggandeng Pemprov Riau untuk membantu melaksanakan restorasi gambut di daerah tersebut. Ervin mengatakan pada tahun 2018 BRG juga sempat merevisi anggaran untuk Riau.

Baca juga: Sebaran Air di Lahan Gambut Riau Sangat Tidak Aman, BRG: Karhutla Sangat Rawan

Ia mengatakan pada 2018 BRG awalnya menganggarkan Rp49 miliar, namun, anggaran itu direvisi sehingga hanya dikucurkan Rp45 miliar. Yang dikerjakan antara lain pembangunan sekat kanal gambut 772, sumur bor 220 tersebar di daerah gambut, 50 hektare revegetasi di Kepulauan Meranti, revitalisasi masyarakat ada 23 kelompok masyarakat (Pokmas).

Jumlah tersebut diakuinya masih relatif kecil karena ada 800 desa berada di lahan gambut. BRG menargetkan restorasi 800 ribu hektare (ha) lahan gambut di Riau pada 2016 hingga 2020.

“Desa banyak ada 800 di gambut, mungkin itu yang bikin belum nampak karena baru 23 Pokmas yang dilaksanakan,” ujarnya.

Baca juga: BRG Alokasikan Rp2,3 Miliar Restorasi Gambut Dumai

Ketika dikonfirmasi, Kepala BRG Nazir Foead yang pada Senin berada di Pekanbaru mengakui adanya pengurangan anggaran untuk Riau.

“Jadi tahun ini dari keputusan pemerintah pusat ada alokasi yang agak besar ke reforestasi, rehabliitasi tak hanya gambut tapi semuanya. Semua Satker di KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) ada penurunan kecuali reforestasi,” katanya.

Namun, Nazir mengatakan BRG masih beruntung karena masih ada kerja sama dengan filantropis, lembaga internasional dan perusahaan melalui dana tanggung jawab sosial (CSR) yang siap bantu program BRG.

“Jadi secara jeneral tak ada penurunan, porsinya saja yang berbeda,” katanya.

Bahkan, ia mengatakan dukungan dari filantropi dan lembaga internasional tahun ini meningkat. “Adalah (peningkatan) hampir sekitar 20 persen,” ujar Nazir Foead.

Baca juga: BRG Bersama UNRI dan Universitas Jepang Riset Lahan Gambut Bengkalis

Ia menambahkan, khusus untuk Riau, restorasi gambut di lahan masyarakat mencapai 109 ribu ha. Hingga 2018, yang sudah dilakukan restorasi sekitar 70 persen atau 77 ribu ha. Karena itu, di lahan masyarakat tinggal menyisakan sekitar 30 ribu ha lagi untuk restorasi hingga 2020.

Sedangkan, sekitar 750 ribu ha di lahan konsesi perusahaan di Riau menggunakan dana perusahaan. Namun, ia mengatakan belum menerima data restorasi terbaru di lahan konsesi perusahaan.

“Pemerintah fasilitasi teknisnya, ada pedomannya dan ‘leading sector’ ada di KLHK,” ujarnya.

Baca juga: Kepala BRG Bantah Realisasi Restorasi Gambut di Bawah 10 Persen

Baca juga: BRG Bersama UNRI dan Universitas Jepang Riset Lahan Gambut Bengkalis