Tembok Sekolah Timpa Siswa Miring Sebulan Terakhir

id tembok sekolah, timpa siswa, miring sebulan terakhir

Tembok Sekolah Timpa Siswa Miring Sebulan Terakhir

Pekanbaru (Antarariau.com) - Insiden robohnya tembok beton SD Negeri 141 Kota Pekanbaru yang merenggut dua nyawa salah satunya siswa sekolah yang berlokasi di Kecamatan Bukit Raya tersebut ternyata mulai dikhwatirkan masyarakat setempat dalam sebulan terakhir.

Ermi Fadni, salah seorang warga yang tinggal persis di depan sekolah lokasi robohnya pagar tersebut kepada Antara di Pekanbaru, Rabu menjelaskan bahwa pagar sekolah di Jalan Abidin itu mulai terlihat miring sejak sebulan lalu.

"Sebulan ini sudah mulai miring, dan 15 hari terakhir tampak mulai parah kemiringannya," katanya.

Dengan kondisi yang mulai dikhwatirkan tersebut Ermi mengatakan telah menginformasikan kondisi kemiringan tembok sepanjang enam meter tersebut ke pihak sekolah. Bahkan dia mengatakan dia dan suaminya sudah dua kali memberitahukan kondisi tembok yang mulai dikhwatirkan itu kepada kepala sekolah. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil hingga insiden memilukan terjadi Rabu pagi tadi.

"Kita terus beritahu sekolah. Bahkan yang 15 hari terakhir yang temboknya semakin miring kita beritahu lagi. Kita juga pasang kertas peringatan," ujarnya.

Selebaran kertas peringatan itu, lanjutnya, ditempel di dua sisi tembok. Sisi pertama bagian pintu masuk dekat pagar Jalan Abidin dan satu lagi disisi lainnya bagian sudut. Selebaran itu menginformasikan kepada warga dan siswa agar lebih berhati-hati karena tembok setinggi dua meter itu mulai miring.

Namun, semua upaya itu sia-sia ketika tembok beton tersebut justru ambruk dan menimpa sejumlah siswa dan warga. Akibat insiden tersebut, seorang siswa SD Negeri 141 Pekanbaru bernama William Maleaki meninggal dunia. William yang sempat kritis menghembuskan nafas terakhir ketika menjalani penanganan medis intensif di Rumah Sakit Syafira Pekanbaru.

Sebelum William, seorang korban meninggal lainnya yakni Yanita Octavilozy. Yanita merupakan siswa SMA Negeri 14 Pekanbaru yang menjadi korban meninggal dalam insiden tersebut saat mengantarkan adiknya bernama Rasyad Agus Triono (11). Beruntung, Rasyad berhasil diselamatkan dan hanya mengalami luka ringan dalam insiden itu.

"Jadi sejauh ini korban meninggal sudah dua," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto.

Santo menegaskan bahwa pihaknya tengah menyelidiki dugaan unsur pidana dalam insiden robohnya tembok Sekolah Dasar Negeri 141 Kecamatan Bukit Raya yang menyebabkan seorang siswa warga meninggal dunia, dan dua siswa mengalami luka-luka dimana satu diantaranya tengah kritis dan mendapat perawatan intensif.

"Apakah perbuatan ini melawan hukum atau ada unsur kesengajaan atau kelalaian, biarkan proses penyelidikan yang bekerja," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto di tempat kejadian robohnya tembok beton tersebut, Rabu.

Susanto menjelaskan bahwa jajarannya masih terus berupaya mengumpulkan keterangan dan menyita sejumlah barang bukti termasuk lima unit sepeda motor yang turut tertimpa tembok setinggi dua meter dan sepanjang enam meter tersebut. Selain itu, dia juga menjelaskan jajarannya turut terus mengumpulkan keterangan para saksi mata dalam insiden memilukan yang terjadi pukul 07.00 WIB pagi tadi tersebut.

"Sekarang terlalu dini kita menyimpulkan siapa yang bertanggung jawab (dalam insiden ini)," tuturnya.