Toronto (Antarariau.com) - Sepatu, baju dan jenazah yang ditutupi kain terpal, berserakan di salah satu jalan paling sibuk di Toronto, Kanada, Senin waktu setempat, untuk kemudian mengubah area seluas 15 blok menjadi kota hantu setelah sebuah mobil van menabrak untuk menewaskan 10 orang dan melukai 15 orang.
Young Lee, pengacara berusia 56 tahun, menengok ke luar dari balik jendela sebuah kantor berlantai tiga demi melihat truk makanan itu kembali ke kawasan tersebut pada hari terbilang paling cerah tahun ini.
Lalu dia menyadari hal buruk tengah terjadi: Dua orang terkapar di jalanan di samping sebuah truk, tengah diperiksa petugas medis dengan memompakan nafas buatan. Darah mengucur ke tanah, orang-orang dengan pakaian sudah compang camping terlempar ke mana-mana.
"Hampir tak masuk akal menyaksikan hal ini terjadi pada hari pertama di musim semi yang cerah di Toronto," kata Lee lewat telepon.
Dia baru sadar telah menyaksikan korban-korban dari salah satu serangan massal yang jarang terjadi di Kanada. Sebuah van warna putih ditubrukkan kepada orang-orang yang tengah berjalan kaki di Jalan Yonge untuk menewaskan 10 orang dan melukai 15 orang.
Steve Cortesi menyaksikan pembantaian itu selagi keluar gedungnya untuk merokok.
"Saya memalingkan muka saya dan menyaksikan sebuah van menabrak orang yang sedang menyeberang," kata Cortesi kepada saluran berita televisi Toronto, CP 24.
"Saat itu lampu hijau. Dia terguling di jalan. Saya lari ke tengah jalan untuk menghentikan semua kendaraan dan kemudian terjadilah hiruk pikuk, semua orang panik," kata Cortesi.
Polisi menerima laporan awal pukul 13:30 waktu setempat. Setengah jam kemudian seorang petugas meringkus tersangka pelaku yang kemudian diidentifikasi sebagai Alek Minassian, peria berumur 25 tahun dari salah satu sudut kota Toronto di Richmond Hill.
Jalan yang biasanya sibuk itu seketika dikelilingi garis polisi dengan para pejalan kaki tak henti bergumam lewat telepon, berhenti untuk mengambil foto jenazah-jenazah yang ditutupi kain terpal.
Adrian, saksi lainnya yang menolak mengungkapkan nama aslinya, mengaku menyaksikan akhir pembantaian itu. "Saya masih terguncang," kata dia sekitar satu jam setelah kejadian.
CN Tower yang menjadi ikon pusat kota Toronto, yang biasanya menyala pada malam hari tiba-tiba gelap Senin malam itu.
Aras Reisi, yang tinggal di dekat tempat kejadian, mendengar orang-orang terluka dan bergegas ke tempat kejadian perkara bersama teman-teman, sambil berharap latihan pertolongan pertama pada kecelakaan bisa membantu.
"Sebagai manusia, manakala kita menyaksikan orang terluka, kita harus cepat menolong," kata dia seperti dikutip Reuters.
Kebanyakan korban belum teridentifikasi.
Berita Lainnya
Manfaat berolahraga malam hari bagi orang dengan obesitas
25 April 2024 11:39 WIB
Lebih dari 350 orang tenaga kesehatan tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober
23 April 2024 12:27 WIB
Ribuan orang hadiri Haul Pendiri Alkhairaat "Guru Tua" di Palu
21 April 2024 15:15 WIB
Pemudik di Bandara SSK II Pekanbaru 157.480 orang
19 April 2024 8:38 WIB
BNPB: 1.585 orang warga harus dievakuasi pasca-erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara
18 April 2024 14:30 WIB
600 rumah di Rusia terendam banjir, 14.000 orang dievakuasi untuk pengamanan
18 April 2024 14:19 WIB
Kylie Minogue masuk daftar 100 orang paling berpengaruh tahun 2024 versi TIME
18 April 2024 12:23 WIB
Kemenhub: 9.475 orang pakai kereta api pada momen Lebaran 2024 di Sulsel
17 April 2024 14:50 WIB