Musim Durian Bawa Berkah Warga Rupat

id musim durian, bawa berkah, warga rupat

Bengkalis, 27/6 (ANTARA) - Setelah menunggu tiga tahun lamanya, musim durian akhirnya tiba dan membawa berkah bagi kebanyakan warga

Desa Tanjung Medang, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, yang berprofesi sebagai petani durian.

Camat Rupat Utara, Radius, yagn ditemui di rumahnya di Desa Tanjung Medang, Sabtu (26/6), mengatakan, rata-rata warganya merupakan komunitas petani yang menghidupi kebutuhan keluarga mereka sehari-harinya dengan hasil pertanian tersebut.

Untuk Desa Tanjung Medang, mayoritas warga merupakan petani durian. Namun, karena hasil panen yang ditunggu memakan waktu lama hingga bertahun-tahun, kata Radius, kebanyakan dari mereka juga menyambi perkebunan durian tersebut dengan menanami berbagai jenis sayuran, seperti tomat, cabai, dan terung.

"Sayuran tersebut ditanam di sela-sela perkebunan durian milik mereka. Hasil panen sayuran tersebut, kemudian dijual ke negeri tetangga Malaysia dengan menggunakan jasa transportasi laut menuju Malaka," paparnya.

Saat ini, terangnya, warga Rupat sangat senang karena musim yang dinanti-nanti telah tiba dan membawa berkah dengan penghasilan yang melimpah.

Setiap harinya, jelas Radius, tercatat sejak pertengahan Juni ini, warga Rupat diuntungkan dengan hasil jual beli durian yang mencapai ratusan ribu rupiah.

"Penghasilan rata-rata dari hasil penjualan durian itu, per orangnya mampu mendapatkan uang sedikitnya Rp400 ribu," ungkapnya.

Di kesempatan terpisah, Waksyan (45), seorang warga Desa Tanjung Medang yang ditemui ANTARA saat melakukan aktivitas memanen di kebun durian seluas 8 hektare miliknya menerangkan, musim durian biasanya akan berlangsung hingga 3 bulan ke depan.

"Walau musim durian ini hanya tiga tahun sekali, tapi sekali panen kami warga di sini merasa puas. Selain harganya yang mahal, durian di sini juga terkenal enak, sehingga kami tidak susah payah mencari pembeli. Belum lagi panen, sudah banyak yang pesan, terutama para pedagang Indonesia yang membuka usahanya di Malaka (Malaysia-Red)," paparnya.

Waksyan menjelaskan, pada awal panen, durian yang diunduhnya baru sekitar 160 buah. Dalam rinciannya, pada kebun 8 hektare miliknya, terdapat sekitar 100 batang pohon durian, setiap batangnnya, buah yang jatuh rata-rata berkisar 15 hingga 20 buah.

"Durian hasil panen ini kemudian dijual dengan harga 25 sampai 35 ribu per buah, jadi kalau dihitung-hitung, pendapatan per harinya mencapai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu," jelasnya.

Pendapatan tersebut merupakan pendapatan bersih yang diterimanya dari pemborong yang berencana membawa durian tersebut ke sejumlah wilayah terdekat seperti Kota Dumai, dan Malaka, Malaysia untuk dijual dengan harga Rp45 ribu hingga Rp70 ribu per buahnya.

Pewarta :
Editor: Fazar Muhardi
COPYRIGHT © ANTARA 2010

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.